Hingga akhirnya, lagi-lagi kesedihan yang dirasa terpaksa ditelan sendiri. Sedih ya? Ironis memang. Punya sejuta teman belum tentu nyata. Kadang hanya bayangan yang ada ketika sosok mereka dibutuhkan meskipun hanya untuk bersandar agar tidak jatuh.. agar tetap waras.
Friend in need and friend indeed.. Satu dari sejuta..
Emang sih nggak ada manusia yang sempurna.. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik Dia yang Maha Kuasa. Tapi dengan berusaha mendampingi seorang kawan dikala susah bukankah tipe kawan yang sempurna yang diimpikan oleh setiap insan manusia?
Aku memang tidak sempurna, karena memang tidak akan pernah bisa. Tapi aku mencoba.. berusaha.. untuk menjadi teman terbaik untuk semua sahabat-sahaba sejatiku.. dengan berusaha ada di sisi mereka dikala susah.. menjadi sandaran mereka disaat mereka rapuh..
terasa sesak didada ini, terasa panas dilidah ini, sehingga ingin menghardik seorang teman yang mengukur persaudaraan dari materi..segala sesuatunya dihitung dengan Rupiah.
ReplyDeletebeberapa hari kemarin kembali saya merasakan arti persahabatan, dan pada saat yang bersamaan merasakan "pamrih"..entah apakah tepat sebenarnya kalimat itu.
Kita adalah 6 orang dewasa, dimana 1 dari kita melaksanakan pernikahannya di suatu daerah di Sumatera yang jauhnya 5 jam perjalanan dari medan.
berEmpat kita berangkat kesana namun 1 teman kami tidak bisa ikut dengan seribu satu alasannya, namun 1 alasan yang terbersit dibenakku "Materi".
ketika harus hadir disana memang memerlukan materi, namun peristwa yang sekali seumur hidup dan teramat penting selain kelahiran dan kematian apakah layak ketika harus diukur dengan seberapa besar uang yang harus dikeluarkan.
bagiku esok banyak hari untuk mencari uang segunung, namun detik kemarin dimana sahabat membutuhkan kita disisinya tak kan bisa di ulang dengan seberapapun uang yang kita punya.
akupun benar bukan Kawan/Sahabat yang sempurna, namun aku mancoba menjadi saudara yang sedarah...
Dear mas yayan, persahabatan memang tidak diukur dengan materi tapi
ReplyDeletekalo untuk kasus mas, harap dimengerti juga bahwa materi lah yang bisa
mendukung bahkan menghalangi persahabatan. Secara logika, pergi ke
sumatra memang membutuhkan biaya besar, sekarang, apa teman mas yang
akan menikah itu bisa tenang jika salah satu temannya terpaksa
menderita karna mengutamakan persahabatan sedangkan sahabatnya itu
harus berkorban besar demi persahabatannya? Seorang sahabat yang baik
akan mengerti penderitaan sahabatnya. Saya di keadaan yang sekarang
sangat mengerti sekali arti sahabat karna keadaan saya yang masih
dalam masa pemulihan akibat kecelakaan semua temen2 saya yang sekedar
have fun nampaknya pergi gak perduli hanya orang2 tertentu yang
kembali ke saya ketika saya menderita. Yang jadi pertanyaan, apakah
mas mau menolong sahabat mas ketika dia menderita? Bahkan untuk
mengerti keadaan keuangan sahabat mas aja mas nggak mau bukan nggak
bisa, itu secara logika mas. Jadi, memang persahabat tidak diukur
dengan logika namun apakah mas bersedia mengerti dan membantu seorang
sahabat yang sedang menderita, bukan hanya menderita dari segi fisik
namun menderita untu semua hal yang lebih luas. Saya harap mas bisa
mengerti itu mas.
Terima kasih
salam hangat, pada kesempatan pertama saya turut doakan agar mbak lekas kembali sehat dan segera beraktifitas bersama Keluarga seperti semula. Ya memang seperti itulah realita kehidupan, pun saya secara pribadi tak terlepas dari salah dalam penilaian yang sering terlalu subjektif.
ReplyDeleteSebelumnya terimakasih dan mohon maaf karena sudah coret-coret "WallBlog" nya Mbak hehe
Hi mas yayan, sebelumnya saya minta maaf jika saya banyak bicara hehe namun saya juga punya pengalaman pribadi jadi saya ingin share ke mas yayan agar tidak selalu salah dalam mengambil kesimpulan. Terima kasih untuk doanya mas, semoga saya cepat bisa kembali beraktifitas. Dan terima kasih juga mas sudah corat-coret di blog saya, jadi blog saya aktif kembali setelah setahun vakum hehe.
ReplyDelete